Minggu, 17 Januari 2016

Materi tentang Bamu

BAMBU
            Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas di batangnya. Bambu memiliki 1200-1500 jenis di dunia. Nama lain dari bambu adalah buluh, aur, dan eru. Di dunia ini bambu merupakan salah satu tanaman dengan pertumbuhan paling cepat. Karena memiliki sistem rhizoma-dependen unik, dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60 cm (24 Inchi) bahkan lebih, tergantung pada kondisi tanah dan klimatologi tempat ia ditanam. Bambu dalam system klasifikasi tanaman atau dalam dunia ilmu biologi digolongkan dalam ordo poales dan family poaceae.
*      Klasifikasi Bambu
Bambu dibagi dalam 5 famili yaitu :
1.      Dendrocalaminae
2.      Melocanninae
3.      Bambusinae
4.      Arundinaeiinae
5.      Puellinae
*      Ekologi
Bambu adalah tanaman dengan laju pertumbuhan tertinggi di dunia, dilaporkan dapat tumbuh 100 cm (39 Inchi) dalam 24 jam. Namun laju pertumbuhan ini amat ditentukan dari kondisi tanah local, iklim, dan jenis spesies. Laju pertumbuhan yang paling umum adalah sekitar 3-10 cm (1,2-3,9 Inchi) per hari. Bambu pernah tumbuh secara besar-besaran pada periode Cretaceous, di wilayah yang kini disebut dengan Asia. Beberapa spesies bambu terbesar dapat tumbuh hingga melebihi 30 m tingginya, dan bisa mencapai diameter batang 15-20 cm. Namun spesies tertentu hanya bisa tumbuh hingga ketinggian beberapa inci saja.
*      Jenis-jenis Bambu
Berikut beberapa jenis (spesies) bambu :
1.      Bambusa blumeana Bl. ex Schul. f. (Bambu Duri)
2.      Bambusa glaucescens (Wild) Sieb ex Munro. (Bambu Pagar; Cendani)
3.      Bambusa horsfieldii Munro. (Bambu Embong)
4.      Bambusa maculate (Bambu Tutu; Pring Tutul)
5.      Bambusa vulgaris Schard. (Awi Ampel; Haur Kuneng; Haur Hejo; Pring Kuning)
6.      Dendrocalamus asper (Bambu Petung)
7.      Dinochloa scandes (Bambu Cangkroeh; Kadalan)
8.      Gigantochloa apus Kurz. (Bambu Apus; Bmbu Tali)
9.      Gigantochloa atroviolacea (Bambu Hitam; Bambu Wulung; Gombong)
10.  Gigantochloa atter (Bambu Legi; Bambu Ater; Buluh; Jawa Benel; Awi Ater; Awi Kekes)
11.  Nastus elegantissimus (Hassk) Holt. (Bambu Eul-eul)
12.  Phyllostachys aurea A&Ch. Riviera (Bambu Uncea; Bambu Buluh Kecil)
13.  Schizotachyum lima (Blanco) Merr. (Bambu Toi)
14.  Schizotachyum longispiculata Kurz. (Bambu Jalur)
15.  Dsb

Di Indonesia jenis-jenis bambu ini dimanfaatkan sebagai bahan bangunan (kontruksi), transportasi, pembuatan alat music seperti angklung, kuliner, kerajinan rumah tangga dan ornamen.
 
*      Sifat bambu
  •  Titik jenuh serat bambu 20-30%. Bagian dalam bambu lebih banyak mengandung    lengas (air bebas), daripada bagian luar,
  •  Bagian buku-buku (nodes) mengandung +10% lebih sedikit kadar airnya dari pada bagian ruasnya,
  • Bambu kurang tahan jika dipergunakan sebagai tulangan beton karena  daya serap airnya bisa mencapai 300%,
  • Bambu perlu diawetkan agar dapat mencapai mutu dan umur yang diharapkan,
  • Penggunaan pada konstruksi bangunan harus dihindarkan dari hujan dan  panas matahari langsung, agar tidak mudah rapuh dan membusuk.
*      Tipe bambu
Bambu terdiri dari dua tipe yaitu;
  • Bambu monopodial dengan batang yang panjang dan lurus serta  tumbuhnya  sendiri-sendiri. Bambu ini  tumbuh di daerah yang mempunyai 4 musim seperti, Jepang, China, Amerika dll,
  • Bambu simpodial dengan batang yang lebih pendek serta bambu rambat yang tumbuhnya   tidak  beraturan.  Bambu   ini  tumbuh   di  daerah  tropis  seperti, Indonesia, Philipina, Thailand, India, Amerika Selatan, Afrika dll. Beberapa jenis juga tumbuh dengan merambat pada pohon yang ada di sekitarnya  seperti layaknya rotan.
*      Kekuatan bambu
  • Kekuatan tarik (tegangan patah untuk tarik bumi) 1.000 – 4.000 Kg/cm2.
  • Kekuatan tekan (tegangan patah untuk tekanan) 250 – 1.000 Kg/cm2
  • Modulus kenyal untuk tarikan 100.000 – 300.000 Kg/cm2
  • Tegangan izib tarik = 300 Kg/cm2
    • Tegangan izin tarik = 80 kg cm2
    • Tegangan izin lentur = 100 kg cm2
    • Modulus kenyal untuk tarikan dan tekanan = 200.000 kg/cm2
*      Kelemahan dan Kekurangan Bambu
Ø  Keuntungan bambu ;
  • Bambu mudah ditanam dan tidak memerlukan pemeliharaan secara khusus. untuk melakukan budidaya bambu, tidak diperlukan investasi yang besar, setelah tanaman sudah mantap, hasilnya dapat diperoleh secara menerus tanpa menanam lagi. budidaya bambu dapat dilakukan sembarang orang, dengan peralatan sederhana dan tidak memerlukan bekal pengetahuan yang tinggi.
  • Pada masa pertumbuhan, bambu tertentu dapat tumbuh vertikal 5 cm per jam, atau 120 cm per hari. bambu dapat dimanfaatkan dalam banyak hal. Berbeda dengan pohon kayu hutan yang baru siap ditebang dengan kualitas baik setelah berumur 30-50 tahun, maka bambu dengan kualitas baik dapat diperoleh pada umur 3-5 tahun.
  • Tanaman bambu mempunyai ketahanan yang luar biasa. rumpun bambu yang telah dibakar, masih dapat tumbuh lagi, bahkan pada saat hiroshima dijatuhi bomatom sampai rata dengan tanah, bambu adalah satu-satunya jenis tanaman yang masih dapat bertahan hidup.
  • Bambu mempunyai kekuatan cukup tinggi, kuat tariknya dapat dipersaingkan dengan baja. Sekalipun demikian kekuatan bambu yang tinggi ini belum dimanfaatkan dengan baik karena biasanya batang-batang struktur hanya dirangkaikan dengan pasak atau tali yang kekuatannya rendah.
  • Bambu berbentuk pipa sehingga momen kelembabannya tinggi, oleh karena itu bambu cukup baik untuk memikul momen lentur. ditambah dengan sifat bambu yang elastis, struktur bambu mempunyai ketahanan yang tinggi baik terhadap angin maupun gempa.
Ø  Kelemahan Bambu

  • Bambu mempunyai durabilitas yang sangat rendah sehingga  sangat potensial untuk diserang kumbang bubuk. Bangunan atau perabot yang terbuat dari bambu tidak awet kurang dapat bertahan lebih dari 5 tahun dan ini menimbulkan konotasi masyarakat bahwa bambu dikenal sebagai bahan bangunannya orang miskin,
  • Kekuatan sambungan bambu yang pada umumnya sangat rendah karena perangkaian batang-batang struktur bambu sering kali dilakukan secara konvensional memakai paku, pasak, atau tali ijuk. Pada perangkaian batang-batang struktur dari bambu yang dilakukan dengan paku atau pasak, maka serat yang sejajar dengan kekuatan geser yang rendah menjadikan bambu mudah pecah karena paku atau pasak.
  • Penyambungan memakai tali sangat tergantung pada keterampilan pelaksana. Kekuatan sambungan hanya didasarkan pada kekuatan gesek antara tali dan bambu atau antara bambu yang satu dengan bambu lainnya Dengan demikian penyambungan bambu secara konvensional kekuatannya rendah, sehingga kekuatan bambu tidak dapat dimanfaatkan secara optimal. Pada saat tali mengendur sebagai akibat kembang susut (perubahan temperatur) kekuatan gesek itu akan turun, dan bangunan dapat runtuh. Oleh karena itu sambungan bambu yang memakai tali perlu dicek secara berkala  terutama kekuatan ikatan tali.
  • Sifat bambu yang mudah terbakar. Sekalipun ada cara-cara untuk menjadikan bambu tahan terhadap api, namun biaya yang dikeluarkan relatif cukup mahal.
  • Bersifat sosial berkaitan dengan opini masyarakat yang sering menghubungkan bambu dengan kemiskinan, sehingga orang segan tinggal di rumah bambu karena takut dianggap miskin. Orang baru mau tinggal di rumah bambu jika tidak ada pilihan lain.
  • Hampir tidak ada fasilitas kredit dari perbankan, karena kurang yakinnya pihak perbankan,
  • Belum ada Standar Nasional Rumah Bambu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar